Tidak Boleh Sembarangan, Perang Harga Bukan Solusi Menguntungkan Bagi Pasar Otomotif Nasional

ICMS



Megatrend — Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tantangan serius terkait pasar yang stagnan dan pola persaingan harga yang semakin meruncing akhir-akhir ini. Fenomena masuknya merek-merek otomotif baru, terutama dari Tiongkok, dengan strategi harga agresif namun minim investasi riil, menjadi sorotan dalam Dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk “Perang Harga vs Pembangunan Industri: Siapa Untung, Siapa Tertinggal?”, di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, ICE BSD, Tangerang.

Acara yang diinisiasi oleh Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS) ini menghadirkan perwakilan dari pabrikan otomotif asal Jepang, asosiasi GAIKINDO, pengamat industri otomotif, serta wartawan senior otomotif untuk membahas kondisi terkini dan masa depan industri otomotif nasional.

Dalam sambutannya, Ketua Umum ICMS, Munawar Chalil, menegaskan bahwa ““Perang harga mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, namun perlu dikaji lebih jauh dampaknya terhadap industri dalam jangka panjang.  Upaya kami adalah untuk mencari solusi agar semua dapat menjalankan bisnis secara adil dan berkesinambungan”.

Sejumlah isu penting yang dibahas meliputi bagaimana pemerintah dapat berperan untuk mengangkat daya beli konsumen melalui skema kebijaksanaan seperti pada masa pandemi COVID tahun 2020, mengingat setidaknya 1,5 juta tenaga kerja bergantung pada rangkaian industri otomotif.  Hal ini termasuk perlunya  kebijakan pemerintah dapat dievaluasi agar tidak merupakan beban bagi industri.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum GAIKINDO menambahkan bahwa,”Kondisi industri otomotif stagnan sejak 13 tahun yang lalu dan mengalami penurunan penjualan dalam 3 tahun terakhir.  Hal ini memicu terjadinya persaingan harga yang semakin sengit.  Keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung.” ujarnya.

Dialog ini juga menyoroti peran strategis media dalam membangun narasi publik yang edukatif dan menjelaskan duduk perkara yang berorientasi jangka panjang. Media diharapkan tidak hanya mengangkat isu harga, tetapi juga mengedukasi publik tentang pentingnya keberlanjutan industri, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan rantai pasok lokal.

Dengan panelis yang terdiri dari pelaku dan pengamat industri otomotif di Indonesia, PT Toyota Astra Motor yang diwakili oleh Resha Kusuma Atmaja, GM Marketing & Planning PT Toyota Astra Motor, Shodiq Wicaksono, Managing Director, PT Suzuki Indomobil Motor, serta para pengamat otomotif, Jannes M. Pasaribu dan James Luhulima mencoba memberikan masukan tentang bagaimana mengupayakan solusi atas terjadinya perang harga yang diakibatkan oleh sengitnya persaingan di dunia otomotif akhir-akhir ini.  Dengan diselenggarakannya dialog ini, ICMS berharap industri otomotif nasional dapat terus tumbuh secara berkelanjutan, adil, dan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian Indonesia, termasuk membuka lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan impor.

Post a Comment

Previous Post Next Post